Kelas Menulis Bernapas seperti hujan lebat
Menulis..
Adalah salah satu cara termudah untuk berkomunikasi dengan dunia.
Namun dibutuhkan seni khusus agar sampai masuk ke hati.
Banyak yang tidak tau bahwa saya sangat suka menulis.
Jangankan kalian, saya sendiri pun tidak tau.
Maklumlah, diri ini sangat tidak peka.
Selalu menjelajah dunia, tapi tidak pernah menjelajah diri.
Dari dulu saya sangat suka menulis.
Semenjak saya kuliah, entah mengapa saya semakin tidak mengenali
Dia
Hingga Dia menjadi tandus dan gersang.
Dia semakin menjauh dan tak terasah..
Bodohnya saya yang terus mengabaikannya.
Hingga saya berdo’a,
“Ya Allah.. tolong tunjukan sebenarnya apa yang menjadi passion
saya.
Saya ingin melakukan hal menyenangkan, dan bermanfaat untuk orang
lain”.
MasyaAllah..
Allah maha mendengarkan do’a hambanya..
Allah memberikan saya kunci, dan saya harus membukanya.
Tiba-tiba saya mendapat jarkoman tentang adanya Kelas Menulis
Bernapas.
Saya sangat tertarik dengan kalimat “Menulis Bernapas”
Entah kenapa hati ini menjadi tersentuh.
Seperti ada panggilan hati untuk menuju kesana.
Saya pun berangkat.
Waktu itu, sempat nyasar karena alamat yang dikirimkan salah.
Hujan-hujan, basah. Ingin pulang.
Tapi entah kenapa semacam ada bisikan hati, saya harus tetap
berangkat.
Alhamdulillah akhirnya saya sampai tujuan.
Disana saya bertemu dengan mas Sandi Iswahyudi
Seorang penulis reporter, blogger, dan traveller.. begitulah
Beliau mencap dirinya.
Beliau menyampaikan tentang komitmen, dan langkah menulis.
Kelas menulis Bernapas, terima kasih..
Walau hanya mengikuti sekali, tapi telah membangkitkan tidur
panjangku.
Dia seperti hujan lebat yang menyuburkan tanah yang tandus.
Terima kasih telah menghidupkan kembali mutiara dari diriku.
Terima kasih kepada Mas Sandi Iswahyudi dan kelas menulis
bernapas,
Semoga ilmu yang kalian sampaikan mendapat pahala terbaik.
Sehat selalu, dan tetap semangat 😊
Menenemukan jati diri
Tulisan kita menjadi cerminan siapa kita..
Sempat saya beberapa kali berganti gaya tulisan.
Mulai dari gaya tulisan mendalam, baku, hingga “sok asik”.
Namun gaya tulisan sok asik saya ternyata dinilai oleh banyak
orang sangat memaksakan.
Akhirnya saya kembali ke gaya tulisan saya dahulu. Mendalam.
Itu semua saya temukan di Kelas Menulis Bernapas.
Terima kasih juga untuk sahabatku Idha Ayu Aprilia
Kau yang selalu menjadi penilai handal untuk tulisanku.
Dan kau juga, yang menyadarkanku, supaya aku kembali menjadi
diriku.
Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadamu. Aamiin
Hikmah yang bisa saya ambil dalam perjalanan ini,
Keberhasilan seseorang salah satunya ditentukan oleh komitmen.
Kita tau siapa diri kita, apa yang menjadi kekuatan kita
Namun, tanpa adanya komitmen untuk mengembangkannya,
Tunggu
saja, perlahan dia akan menjadi tandus dan gersang..
Belajar menulis untuk reporter |
Comments
Post a Comment
leave comment here..