Hidup Seimbang, seperti apa hidup seimbang?

Belajar menjalani hidup secara seimbang.. Maka perkenankan saya untuk memaknai apa itu hidup seimbang :)

Kali pertama ditanya tentang hidup seimbang, yang terlintas adalah “Mencintai-dicintai”.

Ketika hanya satu sisi saja pasti rasanya sakit, kan?

Maka, tentulah saat kita mencintai ingin dicintai pula.

Ketika ingin dicintai banyak orang, kita juga harus banyak memberikan cinta kepada orang lain.
Menasehati dengan tulus, peduli dengan orang lain, menmbantu mengurangi bebannnya. Dan kebaikan lain yang harus kita berikan dengan sepenuh hati.
Merasa kesepian?
Apakah mungkin karena kita kurang memberikan cinta kepada orang lain? Sehingga mereka tidak mencintai kita? 

"Mencintainya dan MencintaiNya"
Seringkali kita lupa, cinta kepadanya terlampau besar daripada cinta kepadaNya.
Bahkan Ia selalu diabaikan, diduakan, dan ditinggalkan..
Tidak kah kita cukup tau diri dari mana kita diciptakan? Bagaimana kita bisa hidup? dan kepada siapa kita kembali? KaruniaNya kepada kita tak pernah habis sekalipun kita berpaling.

Hal yang membuatku malu kepada Rabbku,

Amalku cacat, ibadahku berpenyakit, tapi KaruniaNya selalu sempurna.

Dia-lah cahaya langit dan bumi *(1)

Yang bersemayam di dalam Arsy *(2)

Bahkan Apa yang ada di langit dan bumi bertasbih kepadaNya *(3)

adalah Allah Azza Wa Jalla

Ada sebuah ungkapan,

ketika kita ingin mengetahui kedudukan kita dihadapan Allah,

Maka dapat dilihat bagaimana kedudukan Allah di hati kita *(4)

Ini sekaligus menjadi renungan,

Selama ini, bagaimana kedudukan Allah di hati kita?

Hidup seimbang..

“Memberi-diberi” adalah juga harus seimbang.

Apakah kita sudah cukup banyak memberi?

Apakah kita hanya sekedar selalu diberi?

Bahwa memberi tidak harus berupa materi..

Kita punya ilmu yang kita kuasai, maka menjadi wajib bagi kita untuk membaginya..

Karena menyembunyikan ilmu adalah suatu kedzaliman yang sangat dibenci Allah *(5)

Kita diberi oleh Allah senyuman yang manis

Maka wajib bagi kita untuk memberi senyum manis kepada saudara kita

Pun dengan Rosulullah yang selalu memberi senyum sumringah tatkala bertemu dengan para sahabatnya..

Bukankah itu sedekah yang sangat mudah? *(6)

"Sedih-Bahagia"

memang dua hal yang bertentangan, namun juga harus seimbang.

Jika mendapatkan sesuatu janganlah bersikap berlebihan. jika sedih, bersedihlah dengan biasa, dan apabila bahagia ungkapkan rasa bahagia dengan biasa. Terlalu bersedih ataupun bahagia ternyata dapat menimbulkan penyakit.. *(9)

Maka..

Ketika kita bersedih, hendaklah banyak mengingat Allah. Ingat, hanya dengan mengingat Allah-lah hati kita menjadi tenteram (10).

Dan ketika bahagia, hendaklah jaga hati kita jangan sampai kesenangan ini dapat melalaikan kita dari mengingat-Nya.

Namun, menurut saya ada satu hal yang tidak boleh seimbang.

Ialah “Dunia-akhirat”.

Dunia kita kejar, akhirat kita tinggalkan..

Betapa meruginya kita mengejar dan menghabiskan waktu kita untuk sesuatu yang fana

Telah jelas sabda Rosulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam

Ketika Akhirat menjadi tujuan utamanya, maka dunia akan tunduk hina di hadapan kita *(7)

Maka, sesuatu apapun yang kita lakukan, pelajari, dan kejar harus diniatkan semata-mata hanya Untuk Allah. Agar semua itu menjadi bernilai ibadah *(8).

Hal itu juga yang selalu digaungkan oleh orang-orang sukses seperti Dr. Gamal Al-bin Said..

Awalnya, apa yang dia lakukan semata-mata hanya diniatkan untuk Allah.

Tapi nyatanya, kini ia telah menjadi seorang Wirausahawan Sosial SUKSES yang sangat diapresiasi tidak hanya di Indonesia bahkan dunia.

Namun apabila kita mengejar dunia, bekerja untuk jabatan, mencari harta untuk kesenangan saja, pasti manusia itu tidak akan pernah puas, hidupnya selalu gelisah dan tidak akan bahagia.

Sekecil apapun yang kita dapatkan, ketika kita mensyukurinya, pasti akan membuat hati kita bahagia

Itulah makna kebahagiaan yang sesungguhya.

Jadi, Hidup Seimbang sangatlah harus dilakukan, agar kita tidak menjadi orang yang merugi :)

"Demi masa.. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kenenaran dan saling menasehati untuk kesabaran" *(10)

---------------------

Rangka Makna

Lantip Titik Sarici

Jum’at, 26/1/2018

NB

*(1) ..... cahaya di atas cahaya, Allah memberi petunjuk kepada Cahaya-Nya bagi orang yang Dia Kehendaki..... (Qs. An-nur ayat 35)

*(2) Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy.....(Qs. Al-Hadid ayat 4)

*(3) Apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah...... (Qs. Al-hadid ayat 1)

*(4) "Barangsiapa yang ingin melihat kedudukan dirinya disisi Allah maka hendaklah ia melihat kedudukan Allah disisinya" (Thobaqoot Asy-Syaafi'yyah Al-Kubroo 8/29).

*(5). “Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu yang dengan ilmu itu Allah memberi manfaat kepada manusia di dalam urusan agamanya, maka pada dari qiyamat Allah akan mengendalinya dengan kendali api neraka “ (HR. Ibnu Majah)

*(6). "Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah Shodaqoh" (HR. Tirmidzi)

*(7)  "Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kekafiran dihadapan matanya dan mencerai-beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya" (HR. Tirmidzi).

*(8) " katakanlah: sesungguhnya semabayangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekuat baginNya, dan demikian itulah yang diperintakan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. Al-an'am: 162-163).

*(9)http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/03/05/o3iy4a384-hatihatiterlalu-senang-atau-sedih-bisa-timbulkan-penyakit

*(10) "orang-rang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) Allah. ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram " )Qs. Ar-Ra'du: 28)

*(10) QS. Al-Asr