Hati-hati Aleksitimia


Alekstitimia ?? ahhhh
Apa yang dimaksud alekstimia? jangan-jangan sobat penderita aleksitimia? oh tidakk.. yaudah untuk lebih jelasnya kita intip ke bawah :D 

Aleksitimia adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengungkapkan emosinya.
Ciri ciri klinis yang menandai penderita aleksitimia mencakup kesulitan melukiskan perasaan perasaan-perasaan mereka sendiri ataupun perasaan orang lain-dan perbendaharaan kata emosionalnya amat terbatas.

Mereka menemukan kesulitan dalam membedakan berbagai macam emosi maupun membedakan antara emosi dan rangsangan tubuh, sehingga dapat saja mereka mengatakan bahwa mereka mual mual, berdebar debar, keringatan dan pusing pusing, tetapi mereka tidak pernah mengetahui bahwa mereka cemas.

Penderita aleskitimia jarang menangis, tetapi seandainya menangis, air matanya mengucur deras. Namun mereka akan kelabakan bila ditanya apa sebabnya mereka menangis.
Salah seorang pasien aleksitimia begitu marahnya setelah menyaksikan film yang menceritakan seorang wanita dengan delapan anak yang disongsong maut karena kanker, sehingga pasien itu menangis sendirian sampai tertidur. Ketika terapisnya mengatakan bahwa barangkali pasien itu marah karena film tersebut mengingatkannya akan ibunya sendiri yang betul betul sekarat karena kanker, wanita itu duduk terpaku, bingung dan diam.

Ketika terapisnya kemudian menanyakan bagaimana perasaannya pada saat itu, ia menjawab bahwa ia merasa “tidak enak”, tetapi tidak dapat menjelaskan perasaannya lebih dari itu. Dan ia menambahkan dari waktu ke waktu ia sering menangis, tetapi tidak pernah tahu pasti apa yang ditangisinya. (H. Warnes)

Penderita aleksitimia bukannya tidak pernah merasa, melainkan tidak mampu mengetahui dan terutama tidak sanggup merumuskannya kedalam kata kata dengan tepat apa yang mereka rasakan.
Apabila sesuatu-atau lebih mungkin seseorang-menggerakkan dengan sungguh sungguh hati mereka untuk merasa, mereka merasakan pengalaman itu sebagai sesuatu yang membingungkan dan menghancurkan, sesuatu yang harus dihindari dengan segala upaya.

Kekacauan dasariah akan perasaan seperti itu tampaknya seringkali membuat mereka mengeluhkan masalah kesehatan yang tidak jelas padahal sebenarnya mereka sedang mengalami tekanan emosional. Dalam ilmu psikiatri dikenal sebagai somatisasi, yaitu keliru menafsirkan sakit emosional sebagai sakit fisik.
Sumber : Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, 1996.

Comments

Popular posts from this blog

Penjual Tape Termahal Keliling Malang

Organisasi itu nomer satu, tapi kuliah yang utama !

Sekilas.. Ilmu dan Teknologi Pangan