Batal Terbit :p


Hey hey wavers :). Suatu kebanggaan kami bisa mewawancarai Pak Eko mengenai topik yang lagi hot sekarang ini. Yang  pastinya bukan tentang Eyang Subur  ya! Kali ini tim redaksi Wahana Smanka akan membahas mengenai Penghapusan RSBI. Bagaimana tanggapan Pak Eko tentang penghapusan RSBI ya? Yuk kita simak bersama.
Menurut Pak Eko, adanya penghapusan RSBI dianggap kurang pas. Karena RSBI merupakan program peningkatan mutu. Dengan adanya RSBI, sekolah mendapatkan dana operasional dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dampak penghapusan RSBI juga bermacam-macam. Seperti terhadap pembiayaan. Otomatis siswa dituntut membayar kewajibannya lebih besar karena tidak ada dana dari pemerintah lagi.
Sebenarnya dengan adanya RSBI, akan lebih mendukung dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Seperti kita lihat sekarang ini, SMA 1 Kajen sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap, SDM yang cukup tinggi, prestasi yang gemilang dan masih banyak lagi. Selain itu banyak juga alumni kita yang diterima di Pergutuan Tinggi ternama. Itu semua menjadi indikator bahwa mutu SMA 1 Kajen sudah baik.
Disamping itu, Penghapusan RSBI juga berdampak bagi psikologi siswa. Semangat siswa menjadi turun karena masuk ke RSBI merupakan salah satu kebanggaan tersendiri. Mungkin juga banyak yang bertanya, jika RSBI dihapus itu artinya SMA 1 Kajen menjadi sekolah reguler, lantas apa bedanya sekolah di SMA 1 Kajen dengan SMA reguler lain?  Hemm. Tentu saja beda kawan J. Menurut Pak Eko akreditasi sekolah tetap diperhitungkan dalam perguruan tinggi. Jadi itu merupakan point tersendiri untuk sekolah dengan akreditasi  yang jauh lebih baik.
“Disamping itu, setelah pembubaran RSBI ini akan dibuat program  “Sekolah Unggulan”, tegas Pak Eko. Entah itu seperti RSBI atau lainnya kami masih belum tahu. Yang paling penting Sekolah Unggulan itu diciptakan dalam rangka peningkatan mutu. Wah jadi penasaran... :D
Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal harus ada di setiap daerah. Sekolah yang dulunya  RSBI  nantinya akan  dikenal sebagai sekolah unggulan. Apapun nama yang disiasatkan, tetap saja sekolah harus mengupayakan pendidikan yang unggul sehingga lulusannya pun berkualitas.

Sehubungan pembubaran RSBI tersebut, maka program-program untuk tahun yang akan datang terpaksa dihentikan. Menurut Bapak Makhfud MD selaku ketua MK,  menegaskan bahwa dengan adanya RSBI membuka potensi lahirnya diskriminasi dan menyebabkan terjadinya kastanisasi (penggolongan) dalam bidang pendidikan. Karena selama ini hanya siswa dari keluarga mampu saja yang bisa bersekolah di RSBI. Selain itu, penekanan bahasa inggris pada siswa di sekolah RSBI dianggap sebagai pengkhianatan terhadap sumpah pemuda tahun 1928 yang menyatakan berbahasa satu yaitu Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, seluruh sekolah di Indonesia harus menggunakan bahasa pengantar Bahasa Indonesia.
Hemm... pastilah banyak pro-kontra tentang penghapusan RSBI. Apalagi ini menyangkut pendidikan masyarakat Indonesia.  Namun kita tidak boleh hanya fokus mencari kambing hitam mengapa RSBI tersebut dibubarkan. Lebih bijak jika kita mencari bagaimana jalan terbaik untuk menernakkan kambing itu. Ehh.. dikira kami kambing apa ya?! Maksudnya lebih bijak jika kita fokus bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Pesan Pak Eko nih, meskipun RSBI sudah dibubarkan, namun peningkatan mutu harus tetap diperhatikan. Setuju sama Pak Eko!! Apalagi kita sebagai penerus bangsa yang cerdas dan berbudi luhur, harus tetap semangat belajar untuk meraih cita-cita kita. Setuju?.

Comments

Popular posts from this blog

Penjual Tape Termahal Keliling Malang

Organisasi itu nomer satu, tapi kuliah yang utama !

Sekilas.. Ilmu dan Teknologi Pangan